12 Januari 2017

HIKAYAT SI PENJUAL AGAMA


Sahabat setia PHNA yang dirahmati Allah…!! 
Pada kesempatan kali ini admin akan menyajikan berupa kisah yang sangat luar biasa. Kisah ini terjadi pada zaman kerajaan Romawi kuno. Di dalam kisah ini mengandung hikmah yang sangat besar bagi kita semua agar kita selalu terus meningkatkan keimanan kita, agar nantinya tidak terjerumus dalam jurang kesesatan. Kisah ini diambil dari sebuah kitab Al Mawaidh Al Ushfuriyyah karangan dari Syeikh Muhammad bin Abu Bakar. Baiklah…silahkan sahabat PHNA simak baik-baik dibawah ini!


Pada saat Umar bin Abdul Aziz memimpin roda pemerintah, ia mengirimkan para sahabatnya untuk berperang melawan Romawi. Mereka kalah dan 20 orang diantaranya menjadi tawanan. Pada saat itu kaisar Romawi membuat ultimatum kepada para tawanan tersebut. Isi dari ultimatum itu adalah agar para tawanan memeluk agama yang dianutnya. Para tawanan itu dikumpulkan dalam suatu tempat yaitu sebuah tanah lapang dan di interogasi satu demi satu.


INTEROGASI TAWANAN PERTAMA
“Jika kamu memeluk agamaku dan sujud kepada patung itu, aku akan menjadikanmu gubernur di wilayah yang besar. Aku akan memberimu bendera, jubah kebesaran, piala-piala dan terompet. Jika kamu menolaknya maka kamu akan saya bunuh dengan ku penggal lehermu!” ancam sang Kaisar.
“Saya tak menjual agamaku dengan dunia!” jawab tawanan pertama.
Kemudian Kaisar segera memerintahkan algojonya untuk membunuhnya. Kemudian dipenggallah lehernya hingga putus kepalanya. Lalu kepalanya menggelinding mengelilingi tanah lapang tersebut sebanyak tiga kali dengan mengucapkan ayat Allah yaitu:
“Yaa ayyuhannafsul muthmainnatu, irji’ii ilaa robbiki roo dhiyatan mar dhiyyatan fad khulii fii ‘ibaadii wad khulii jannatii.” (QS. Al Fajr 27-30).
Artinya: “Wahai jiwa yang tentram, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai, Masuklah di kalangan hambaKu, masuklah dalam surgaKu.”
Lalu sang Kaisarpun geram dan marah. Dipanggillah tawanan yang kedua.


INTEROGASI TAWANAN KEDUA
“Masuklah agamaku, aku angkat engkau menjadi gubernur dan aku tak akan memenggal lehermu sebagaimana yang dilakukan terhadap sahabatmu tadi!” tanya sang Kaisar.
“Aku tak akan menjual agamaku dengan dunia, kamu punya kekuasaan memenggal leherku tetapi tidak untuk agamaku!” jawab tawanan kedua.
Kaisarpun sangat marah, maka dipenggallah kepalanya seperti tawanan sebelumnya. Lagi-lagi kepala itu menggelinding mengelilingi tanah lapang sebanyak tiga kali dengan mengucapkan ayat Allah yaitu:
“fahuwa fii ‘iisyatir roodhiyatin, fii jannatin ‘aaliyatin, quthuufuhaa daaniyatu.” (QS. Al Haqqah 21-23).
Artinya: “Ia dalam kehidupan yang penuh ridha, di dalam surga yang tinggi, Buah-buahan dekat.”
Lalu kepala itu diam dan berhenti di sisi kepala tawanan yang pertama. Kaisarpun kembali sangat geram dan marah sekali. Lalu dipanggillah tawanan yang ketiga.

Baca juga: MENGENAL ZODIAK

INTEROGASI TAWANAN KETIGA
“Bagaimana dengan kamu, apakah kamu mau aku jadikan gubernur dan mengikuti agamaku atau kupenggal lehermu seperti sahabatmu tadi?” tanya Kaisar.
“Aku masuk agama tuan saja, aku lebih memilih dunia dari pada akherat yang belum tentu!” jawab tawanan ketiga.
“Tulis untuknya pangkat, berilah jubah kebesaran, piala-piala, bendera dan perlengkapan lainnya!” perintah sang Kaisar kepada menterinya. 
“Wahai tuan, bagaimana aku akan memberikannya sedangkan dia belum diuji sama sekali. Tuan katakan saja pada dia kalau omongannya dapat dipegang, bunuhlah salah seorang temannya. Setelah itu baru bisa tuan percayai dia!” jawab Menteri.
“Baiklah mentri, aku terima saranmu!” jawab Kaisar kembali.
Kemudian sang Kaisar mengatakan hal itu kepada tawanan ketiga. Tawananpun segera patuh dan mengambil salah seorang sahabatnya kemudian membunuhnya. Kaisar segera memerintahkan menterinya memberikan pangkat yang dijanjikan.


“Ini tidak logis, tidak bisa diterima nalar sama sekali. Ia tidak melindungi sahabatnya yang lahir dan besar bersamanya. Bagaimana ia akan melindungi kepentingan kita tuan?” jawab Menteri kembali.
“Benar juga kamu mentri, udahlah…kita bunuh sekalian aja itu tawanan!” jawab Kaisar menanggapi.
Kaisarpun memerintahkan algojonya untuk memenggal tawanan itu. Kepalanya menggelinding mengelilingi tanah lapang sebanyak tiga kali dengan membaca ayat Al Qur’an yaitu:
“afaman khaqqo ‘alaihi kalimatul ‘adzaabi afa anta tunqidzu man fin naari.” (QS. Az Zumar 19).
Artinya: “apakah kamu (hendak merubah nasib) orang-orang yang telah pasti mendapat azab? Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada di dalam neraka?”
Kemudian kepala itu berhenti di sudut lapangan dan tidak bercampur dengan dua kepala yang lainnya karena ia telah menyongsong azab Allah.

HIKMAH YANG BISA DIPETIK
Marilah kita semua berlindung kepada Allah dengan selalu berdoa, berzikir dan beribadah dalam rangka meningkatkan keimanan kita kepada Allah agar kita semua terlindungi dari hal semacam itu. Wallahu ‘alam bis showab.
SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.