3 November 2016

SEJARAH DAN KEKUATAN SHALAT HAJAT


Setiap manusia memang memiliki keinginan dan sudah menjadi takdirNya bahwa jika menginginkan tercapai segala apa yang diinginnkan, maka usaha yang harus dilakukan.  Mustahil kita akan memperoleh apa yang menjadi keinginan kita, tetapi tidak sedikit pun melakukan usaha yang mengarah kepada keinginan tersebut.  Satu hal yang harus diingiat adalah bahwa tidak melulu sebuah usaha itu ada dalam bentuk fisik. 
Misalkan, ketika anda tidak memiliki sepeda motor sementara semua teman anda sudah memilikinya, adalah sah-sah saja ketika anda melakukan usaha semaksimal mungkin, tetapi anda harus ingat ada satu usaha lain yang seharusnya anda lakukan yakni Shalat Hajat.

Shalat Hajat merupakan satu bentuk usaha lain yang memungkinkan tercapainya segala keinginan, sekalipun keinginan itu merupakan hal yang mustahil anda peroleh.  Ada banyak hal di dunia ini yang berada di luar kendali kita disebabkan oleh keterbatasan-keterbatasan kita.  Maka, shalat Hajat akan membantu dalam hal ini.  Anda akan melihat betapa banyak kisah di luar nalar bisa terjadi karena shalat Hajat.  Dalam sebuah riwayat diceritakan dari Rasulullah SAW:
Pada suatu hari ada seseorang datang kepada Rasulullah Saw dan mengadu, “Ya Rasulullah, aku mempunyai keluarga banyak dan punya utang, keadaanku sangat menderita.  Ajarkan kepadaku doa yang jika dengan doa itu aku berdoa kepada Allah maka Dia akan memberiku rezeki sehingga dengannya aku dapat melunasi utangku dan meringankan beban keluargaku.”  Kemudian Rasulullah bersabda: “Wahai hamba Allah, berwudhulah dan sempurnakan wudhumu.  Kemudian shalatlah dua rekaat dan sempurnakan ruku’ dan sujudmu, kemudian berdoalah.”


Dalam sebuah riwayat lain, diriwayatkan pada suatu hari Imam Zainal Abidin menjumpai seseorang sedang duduk meminta-minta di depan sebuah pintu.  Beliau berkata kepadanya, “Celakalah kamu mengapa kamu duduk didepan pintu orang ini? Dia orang yang hidupnya suka berfoya-foya dan sombong.”  Lalu beliau berkata, “Bangunlah! Akan aku antarkan kamu ke pintu yang lebih baik darinya, kepada Pemelihara yang jauh lebih dermawan darinya.”  Kemudian Imam Zainal Abidin memegang tangannya, mengantarkan sampai ke Masjid Nabi Saw dan berkata kepadanya, “Menghadaplah kamu ke kiblat, shalatlah dua rekaat kemudian angkatlah tanganmu kepada Allah.  Pujilah Allah, bacalah Shalawat, kemudian mohonlah kepadaNya apa yang kamu inginkan.  Sungguh tidaklah kami meminta sesuatu kepadaNya kecuali Dia pasti akan memberimu.”


Dari pemaparan riwayat diatas membuat kita berfikir bahwa itu adalah sesuatu yang mustahil.  Muncul dalam benak kita seribu satu alasan yang menyangkal bagaimana hanya dengan melaksanakan sholat hal itu bisa terjadi? Ada banyak hal di dunia ini yang tidak mampu kita cerna karena keterbatasan akal yang kita miliki.  Bagi Allah yang menguasai segala sesuatu apakah yang tidak mungkin untuk bisa dilakukanNya? Apapun bisa Dia lakukan.  Tidak ada yang mustahil bagi Dia yang menguasai Alam Raya ini.  Karenanya sangat penting kita menyadari bahwa ada banyak keterbatasan yang kita miliki.  Masih banyak keterbatasan yang kita miliki.  Masih banyak hal di luar sana sesuatu yang belum mampu kita cerna dengan akal sehat.  Itu bukan karena sesuatu yang tidak masuk akal, malainkan akal kita saja yang masih belum memahami.

KEKUATAN SHALAT HAJAT
Perlu pembaca ketahui bahwa shalat Hajat ini adalah sebuah sholat khusus yang mempunyai sebuah kekuatan, energi atau power yang sangat dahsyat.  Power yang terkandung dalam shalat ini merupakan power yang diberikan langsung oleh Allah kepada hambaNya yang melakukannya dengan sungguh-sungguh.  Baiklah kita simak beberapa contoh kekuatan atau power yang terkandung dalam shalat Hajat ini.


Menghidupkan keledai yang mati
Abu Sirah an Nakhiy telah meriwayatkan sebuah kisah menarik tentang terkabulnya hajat seseorang setelah orang itu melakukan shalat Hajat.  Beliau berkata, “Seorang laki-laki menempuh perjalanan dari Yaman.  Ditengah perjalanan, keledainya mati lalu dia mengambil wudhu kemudian shalat dua rekaat.  Setelah itu berdoa, “Ya Allah sesungguhnya saya datang dari negeri yang sangat jauh guna berjuang di jalanMu dan mencari ridhaMu.  Saya bersaksi bahwasanya Engkau menghidupkan makhluk yang mati dan membangkitkan manusia dari kuburnya, janganlah Engkau jadikan saya berutang budi terhadap seseorang pada hari ini.  


Pada hari ini saya memohon kepada Engkau supaya membangkitkan keledaiku yang telah mati ini.”  Maka keledai itu bangun seketika, lalu mengibaskan kedua telinganya.  Dalam riwayat lain ditambahkan bahwa orang tersebut segera metakkan pelana di atas punggung keledainya dan menungganginya untuk menyusul teman-temannya.  Ketika bertemu dengan teman-temannya mereka bertanya, “Apa yang terjadi denganmu?”  Ia menjawab, “Allah telah menghidupkan kembali keledaiku.”  Asy Sya’bi berkata, “Aku pernah melihat keledai tersebut dijual di Kufah.”

Seekor Onta Bukhti menyeruduk
Inilah kisah yang terjadi karena shalat dan doa yang dilakukan oleh Sa’ad bin Abi Waqash.  Sejarah mencatat, di hari-hari terakhir Panglima Sa’ad bin Abi Waqash ialah ketika memasuki usia delapan puluh tahun.  Dalam keadaan sakit, Sa’at bin Abi Waqash berpesan kepada para sahabatnya agar ia dikafani dengan jubah yang digunakannya dalam Perang Badar, sebagai perang kemenangan pertama untuk kaum muslimin.  Pahlawan perkasa ini telah menghembuskan nafas yang terahir pada tahun 55 H dengan meninggalkan kenangan indah dan nama yang harum.  Ia dimakamkan di pemakaman Baqi’, makamnya para syuhada’.

Dan kisah tentang Onta Bukhti yang menyeruduk ini telah diriwayatkan oleh Ibnul Musayyib.  Suatu ketika, seorang pria mencela Ali bin Abu Thalib, Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam.  Mendengar itu, Sa’ad menegurnya, “Janganlah kamu mencela sahabat-sahabatku.”  Tetapi pria itu tidak mau menerima.  Setelah itu Sa’ad berdiri, lalu mengerjakan shalat dua rekaat dan berdoa.  Tiba-tiba seekor Onta Bukhti (Peranakan Onta Arab dan Dakhil) muncul menyeruduk pria tersebut hingga jatuh tersungkur di atas tanah, lantas meletakkannya di antara dada dan lantai hingga akhirnya terbunuh.  Semua orang yang melihat kejadian itupun menjadi takjub sehingga mereka berkata kepada Sa’ad, “Selamat kamu wahai Abu Ishaq, doamu telah dikabulkan Allah.”


Demikianlah beberapa kisah tentang fadhilah yang terkandung dalam sholat Hajat.  Subhanallah, power yang terkandung dalam sholat Hajat sangatlah besar sekali.  Tidak ada salahnya kita mencobanya ketika kita dalam sebuah masalah kehidupan.  Perlu diketahui bahwa kunci power dalam sholat Hajat itu adalah kadar keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah.  Semakin kita taat maka semakin besar pula power yang ditimbulkan.
SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.