25 Maret 2017

GERBANG GAIB PRABU BRAWIJAYA DI GUNUNG LAWU


Sembari sesekali harus menyibak lebatnya semak yang menutupi jalan, hal itu tak menuyurutkanlangkah Joko dan kawan-kawannya untuk terus melanjutkan perjalanan menuju lokasi air terjun Ringin Jenggot. Masih belum dibukanya akses jalan secara sempurna, memang memaksa siapa saja untuk menyusuri jalan setapak dilereng gunung Lawu untuk sampai ke tempat yang diyakini sebagai salah satu petilasan Prabu Brawijaya V dari Majapahit itu. Air terjun Ringin Jenggot sendiri memang belum banyak dikenal masyarakat. Lokasinya yang jauh berada di dalam kelebatan hutan gunung Lawu, membuat tidak semua orang tahu keberadaannya. bahkan warga Dusun Tempel banyak yang belum tahu lokasi keberadaan air terjun ini.
Ya..air terjun Ringin Jenggot memang berada di Dusun Tempel, yang masuk dalam wilayah Desa Anggrasmanis, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Dusun Tempel sendiri termasuk salah satu dusun yang berada di tempat tertinggi di lereng gunung Lawu. Sehingga tak salah kalau wilayah ini juga jarang didatangi masyarakat dari luar desa. Yang membuat kondisi alamnya relatif terjaga dari sentuhan orang-orang tak bertanggung jawab.


Ini terlihat dari sepanjang jalan menuju lokasi air terjun. Hutan di kawasan ini terlihat masih sangat lebat dan terjaga. Sehingga suasana mistispun sangat terasa manakala memasuki sudut-sudut hutan yang di dominasi jajaran pohon-pohon besar dan rindang itu. Dan meski berada di tempat yang cukup terpencil, namun bagi para petualang hal itu tidak jadi masalah. Seperti yang dilakukan Joko dan kawan-kawannya yang memang kerap keluar masuk hutan demi mencari tempat-tempat keramat yang jarang didatangi orang. Apalagi ada kabar yang menyebutkan bahwa jalur menuju ke air terjun Ringin Jenggot adalah jalur yang dipakai oleh Prabu Brawijaya V untuk menuju ke puncak Gunung Lawu dan moksa di sana. 


GERBANG GAIB
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Wagimin, Kepala Desa Anggrasmanis. Menurut Wagimin hal itu berdasarkan cerita dari para orang tua serta adanya sebuah prasasti bertuliskan huruf Arab pegon di sekitar keberadaan air terjun. Prasasti bertuliskan Al Karomah itu dilengkapi dengan gambar anak panah yang mengarah ke puncak gunung Lawu. Kuat dugaan bahwa prasasti itu sebenarnya sebuah petunjuk bagi siapa saja yang menjelaskan bahwa di puncak gunung Lawu terdapat karomah atau kemuliaan. Sehingga kemudian banyak orang berusaha datang ke puncak gunung tersebut. “Prasasti bertuliskan Arab pegon itu kemungkinan dibuat oleh para wali yang menuntun Prabu Brawijaya menuju puncak Hargo Dalem (salah satu puncak gunung Lawu). Dan dari tempat itu ke puncak jaraknya juga sudah dekat. Yaitu hanya sekitar empat jam perjalanan saja,” jelasnya.

Hanya saja makna jalur pamuksan disini diyakini memiliki banyak penafsiran. Kalau Wagimin menyebut bahwa di tempat itu dulu ada sebuah jalur khusus yang menuju ke puncak, dan sekarang hilang. Tidak demikian dengan Joko. Pria paruh baya yang juga dikenal sebagai seorang spiritualis ini menyebutkan bahwa makna jalur pamuksan disini bisa dimaknai bahwa Prabu Brawijaya sejatinya melalui jalan gaib untuk sampai di puncak gunung Lawu. Pandangan ini didasarkan pada kenyataan bahwa ujung jalur setapak yang ada berhenti hanya sampai di lokasi air terjung Ringin Jenggot. Selebihnya hanya berupa tebing batu denga sudut vertical yang tidak mungkin di lalui orang dengan mudah. 

Sehingga bisa dimungkinkan bahwa air terjun Ringin Jenggot ini merupakan lorong gaib yang dilalui oleh Prabu Brawijaya menuju puncak gunung Lawu. Dan hal itu bisa dilakukan karena sang raja memiliki kemampuan spiritual sangat tinggi. Sehingga bisa melakukannya dengan mudah. Pendapat ini juga dikuatkan dengan kondisi energi disekitar air terjun Ringin Jenggot yang sangat besar. Sehingga memang menjadi tempat yang sangat ideal bagi mereka yang hendak menjalankan ritual tertentu. “Pancaran energi di tempat ini memang sangat besar. Bahkan bagi mereka yang memiliki indra ke enam pasti akan bisa melihat makhluk-makhluk tinggi besar yang menjaga air terjun itu. Yang menunjukkan kalau tempat ini bukan tempat sembarangan. Sehingga harus dijaga sedemikian ketaj,” ungkap Joko.


Sebagai seorang spiritualis, Joko memang memiliki kemampuan lebih untuk bisa melihat kejadian di alam gaib, termasuk keberadaan sosok makhluk gaib yang disebutnya sebagai genderuwo itu. Karena itu pula Joko mengatakan bahwa tempat itu bisa dijadikan tempat mencari pesugihan yang dalam hal ini berwujud popok wewe. “Kalau yang bisa melihat, tepat di bawah cabang air terjun itu, bisa terlihat sosok makhluk wewe yang tengah mencuci pakaian mereka. Yang dalam dunia pesugihan disebut popok wewe. Nah, bagi mereka yang ingin jadi orang kaya, bisa meminta salah satu dari popok itu untuk dijadikan jimat. Dengan membawa benda itu, maka kita bisa menghilang, sehingga bisa berbuat apa saja termasuk mencuri uang sebanyak yang kita mau tanpa diketahui orang lain.” papar Joko.

Hanya saja untuk bisa mendapatkan popok wewe bukan perkara mudah. Sebab butuh perjuangan berat agar sang makhluk gaib itu mau memberikannya. Yang salah satunya adalah dengan puasa serta berndam semalaman di bawah guyuran air terjun. “Pada tengah malam biasanya sosok wewe akan muncul dan disana transaksi bisa dilakukan. Tapi ada juga orang yang bisa mendapatkan popok wewe tanpa harus melakukan ritual berta. Biasanya cukup dengan melakukan ritual penarikan seperti penarikan pusaka. Dan untuk ritual ini biasanya yang diperoleh adalah popok wewe yang sudah sengaja dibuang oleh pemiliknya. Namun demikian kekuatannya tetap ada, karena bagaimanapun benda itu adalah barang pribadi makhluk gaib,” pungkas Joko.

Sekian
@phna2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.