8 Februari 2017

KITAB AL QUR’AN TAK TERTANDINGI


Sebagaimana diketahui bahwa setiap nabi dan rasul itu masing-masing diberi Allah suatu mukjizat sebagai bekal dakwahnya dalam menghadapi orang-orang yang tidak percaya atau masih kafir. Dengan adanya mukjizat-mukjizat tersebut, yang biasanya aneh-aneh dan tidak bisa dilakukan oleh orang biasa, akhirnya orang-orang yang asalnya tidak percaya/kafir menjadi percaya dan beriman. Adapun jenis mukjizat yang diberikan kepada para nabi dan rasul itu ada dua macam yaitu:


1. Mukjizat yang dapat dilihat dan dirasakan yang disebut juga dengan mukjizat Hissi. Contohnya yaitu:
a. Onta Nabi Saleh As.
b. Tongkat Nabi Musa As.
c. Makanan turun dari langit pada masa Nabi Isa As.
d. Dan lain-lain.

2. Mukjizat yang hanya didapat dengan Matahati. Contohnya yaitu:
Berita-berita ghaib yang menerangkan hakekat ilmu yang diperoleh tanpa dipelajari. Nah…dalam hal ini Al Qur’an mencakup kedua macam mukjizat tersebut.
Bukti bahwa Al Qur’an itu adalah suatu mukjizat yang diwahyukan Allah SWT kepada Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:

1. Syariat dan hukum yang terkandung di dalam Al Qur’an adalah soal-soal yang bukan diperoleh dengan belajar tetapi dengan Wahyu.
2. Gaya bahasa Al Qur’an sangat mengagumkan.
3. Sejarah dan ramalan hidup manusia yang dikisahkan Al Qur’an sangat menakjubkan.
4. Berita-berita gaib yang disampaikan Al Qur’an benar-benar terbukti dan bukan hanya bualan kosong belaka.
5. Al Qur’an merupakan sumber segala ilmu pengetahuan.
6. Al Qur’an terhindar dari segala kekeliruan dan pemalsuan.

Kenyataan-kenyataan diatas terbukti dengan ketidakmampuan manusia untuk menandingi Al Qur’an, sebagaimana dijelaskan sendiri oleh Allah di dalam firmanNya:
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Nabi Muhammad SAW) maka buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur’an dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang memang benar.” (QS. Al Baqarah: 23)



Dan firman Allah selanjutnya:
“Atau (patutkah) mereka mengatakan: “Muhammad membuat-buatnya.” Katakanlah (kalau benar yang kamu katakan itu) maka cobalah datangkan sebuah surat seumpanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS. Yunus: 38)


Firman Allah selanjutnya:
“Atau mereka mengatakan: “Dialah yang mengada-adakan itu.” Katakanlah (kalau demikian) kemukakanlah sepuluh surat seumpama yang diada-adakan itu dan panggillah orang yang mungkin kamu dapatkan bantuannya selain dari Allah, kalau kamu memang orang-orang benar.” (QS. Hudd: 13)

Setelah Allah mengajukan tantangan kepada orang-orang yang mendustakan Al Qur’an untuk membuat surat yang serupa dengan surat yang ada dalam Al Qur’an, dan tantangan Allah itu tidak dapat disanggupi oleh mereka. Maka Allah menegaskan bahwa sekalipun manusia dan jin seluruhnya bersatu untuk membuat seperti apa yang terkandung di dalam Al Qur’an, niscaya mereka tidak akan sanggup melakukannya, walaupun mereka saling membantu. Sebagaimana disebutkan dalam firmanNya yang berbunyi:

“Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Al Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (QS. Al Israa: 88)


Memang susunan dan gaya bahasa Al Qur’an begitu indah dan berbeda dengan susunan dan gaya bahasa yang pernah ada pada masyarakat Arab. Bahkan tidak ada satu susunan lain yang dapat menyerupainya. Keindahan dan ketinggian mutu Al Qur’an itu dikatakan sendiri oleh seorang sastrawan ulung dari kaum kafir Quraisy yang merupakan gembong musuh Islam pada masa itu, yaitu Walid bin Mughirah sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Ra. sebagai berikut:

Pada suatu hari Walid bin Mughirah bersama beberapa orang datang menemui Rasulullah SAW untuk meminta kepada Baginda agar menghentikan da’wahnya. Namun begitu tiba di tempat Rasulullah dia mendengar Rasulullah sedang melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an. Walid bin Mughirah menjadi terpesona ibarat orang yang terkena kekuatan gaib yang maha dahsyat sehingga dia lupa akan tujuannya semula datang ke tempat itu. Setelah Rasulullah menyelesaikan bacaannya maka Walid pun kembali pulang.

Ditengah jalan, walid dicegat oleh Abu Jahal. Abu Jahal menanyakan hasil misi yang dibawanya. Namun jawabannya yang diberikan oleh Walid sungguh menjengkelkan Abu Jahal. Katanya: “Apa mesti aku katakan, demi Tuhan tidak ada seorangpun dari kaum Quraisy yang lebih tahu dari padaku yang menyerupai bacaan (Al Qur’an) yang dikemukakan Muhammad. Demi Tuhan susunannya amat manis dan indah, yang atasnya bersinar dan bawahnya bercahaya. Sungguh Al Qur’an itu tinggi tiada satu pun yang mengunggulinya.”


Dan banyak lagi kesaksian lainnya yang datang malah dari musuh-musuh Islam sendiri. Pengakuan tulus dari para ahli bahasa kaum kafir Quraisy itu menjadi bukti kehebatan Al Qur’an. Keindahan susunan dan gaya bahasanya, keluasan kandungan dan kesucian ajarannya serta sekaligus menjadi bukti atas kebenaran Al Qur’an sebagai wahyu dari Allah SWT dan bukti atas kebenaran nubuwah dan kerasulan Muhammad SAW. Al Qur’an memuat tata nilai yang sempurna, mengungguli semua undang-undang yang ada. Bahkan mengungguli aturan-aturan agama lain yang lebih dahulu ada. Sehingga dengan demikian tak dapat diragukan lagi, hanya Al Qur’an-lah satu-satunya pedoman hidup yang bisa diandalkan manusia.

Sebagai pedoman hidup, Al Qur’an tidak hanya memberikan penjelasan tentang identitas manusia, asal usul kehidupan dan kesudahannya, perlengkapan jasmani dan rohaninya, karakter dasar dan kecenderungannya, tetapi juga menjelaskan segala persoalan dan masalah hidup yang bakal ditempuh dan dihadapi oleh umat manusia. Allah ta’ala berfirman:

“Al Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” (QS. Al Jaatsiyah: 20)

Dan firmanNya:
“Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Al Isra’: 9)

Al Qur’an menjelaskan dan memisahkan antara jalan yang hak dari yang batil, yang benar dari yang tidak benar, yang baik dari yang buruk, yang adil dari yang zalim, yang menyelamatkan dari yang menyesatkan, yang melapangkan dari yang menyempitkan, yang memberikan keamanan dari yang membahayakan, serta memberikan petunjuk untuk mencapai kebahagiaan yang sejati dan keselamatan yang hakiki.


Al Qur’an merangsang umat manusia agar hidup dengan dinamis, memberikan dorongan untuk mencapai kejayaan hidup di dunia, namun bersamaan dengan itu, Al Qur’an juga memberikan peringatan tentang jalan yang harus ditempuh untuk memperoleh keselamatan hidup di akherat yang kekal dan abadi. Allah SWT menurunkan Al Qur’an sebagai pelita yang tidak akan pernah pudar dan cahayanya selalu menerangi kegelapan hidup umat manusia dan membawa umat manusia kepada rahmat dan ridhoNya. Sungguh sangat merugi sekali orang-orang yang mengambil pedoman dari selain Al Qur’an.

PEMBAGIAN ISI AL QUR’AN
Al Qur’an terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6236 ayat, 74.437 kalimat dan 325.345 huruf. Seluruh surat dalam Al Qur’an tidaklah turun sekaligus, melainkan terpisah-pisah selama kurun waktu tertentu yaitu ada yang berpendapat sekitar 22 tahun lebih. Dan sebagian besar turun ketika Rasulullah sedang berada di kota Mekah. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan Al Qur’an itu telah Kami turunkan secara berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al Israa’: 106)
Karena masa turun Al Qur’an itu tidak sama, maka para ulama’ membagi ayat-ayat Al Qur’an menjadi dua bagian yaitu:

1. Makkiyah.
Yaitu surat/ayat Al Qur’an yang turun di Mekah sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Jumlahnya adalah sebanyak kurang lebih 86 surat yang terdiri dari 4780 ayat. Untuk selanjutnya disebut surat/ayat Makkiyah.

2. Madaniyah.
Yaitu surat/ayat Al Qur’an yang turun di Madinah sesudah Rasulullah hijrah ke Madinah. Jumlahnya adalah sebanyak 28 surat, terdiri dari 1456 ayat. Untuk selanjutnya disebut surat/ayat Madaniyah.

Surat/Ayat Makkiyah dan surat/ayat Madaniyah ada sedikit perbedaan dalam segi gaya bahasa dan temanya.
Kemudian menurut jumlah ayat-ayatnya surat-surat dalam Al Qur’an bisa dikategorikan menjadi 4 bagian yaitu:

1. As Sab’uth Thiwaal
Artinya tujuh surat yang panjang-panjang yaitu:
a. Surat Al Baqarah
b. Surat Ali Imran
c. Surat An Nisaa
d. Surat Al A’raf
e. Surat Al An’am
f. Surat Al Maidah
g. Surat Yunus

2. Al Miiuun
Artinya surat-surat yang berisi kira-kira seratus ayat atau lebih sedikit.

3. Al Matsaanii
Artinya surat-surat yang berisi kurang sedikit dari seratus ayat.

4. Al Mufashshol
Artinya surat-surat yang pendek, dan surat-surat di dalam juz amma termasuk ke dalam kelompok ini.

SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.