16 November 2016

RITUAL ILMU KEBAL DI SUMUR JOLOTUNDO


Memiliki ilmu kekebalan ternyata tidak harus berguru pada seseorang yang mempunyai ilmu kebal.  Sebab ternyata ada tempat mistis yang dipercaya bisa memberikan kekebalan, tanpa harus bersusah payah berpuasa atau menjalankan ritual yang terkadang terasa sulit.  Tempat itu ada di Dusun Jolotundo, Desa Kemanukan, Bagelen, Purworejo.  Tepatnya berada di tempat yang dulu pernah ada sumur keramat, atau yang sering disebut sumur Jolotundo.  Sering diceritakan air sumur Jolotundo dulu bisa memberikan berbagai macam khasiat, termasuk diantaranya adalah memberikan kekebalan kepada seseorang yang mandi disitu. 
Cuma sayangnya sumur Jolotundo itu sekarang sudah tidak ada.  Sekitar 23 tahun yang lalu, sumur keramat itu sudah ditutup pakai semen cor, demi menghindari hal-hal negatif yang sering disalahgunakan orang.  Tetapi di atas sumur yang sudah ditrutup itu, kini ditanami batu nisan, sekedar sebagai pertanda kalau disitu dulu ada sumur ajaib yang bisa memberi kekebalan.  Dalam cerita-cerita warga di sekitar Dusun Jolotundo memang disebutkan, kalau sumur keramat dulu memang benar-benar bisa memberi kekebalan bagi siapa saja yang mandi disitu.  “Dan ceritanya memang begitu,” kata juru kunci sumur jolotundo.

Baca juga: Ajian Kekebalan

Sejak kapan sumur Jolotondo ini ada? tak seorangpun tahu.  Bahkan sebelum Eyang Purbokusumo mendirikan dusun ini ratusan tahun lalu, sumur keramat itu sudah ada.  Menurut juru kunci, sumur Jolotundo bentuknya tak jauh beda dengan sumur biasa.  Sumur ini berdiameter 1,5 m, namun kedalamannya tak diketahui secara pasti.  Sumur ini tak pernah kering sepanjang masa.  Airnya sangat jernih.  Konon sumur Jolotundo ini tembus hingga ke laut selatan.  Dinding-dinding sumur tak terbuat dari batu bata atau semacamnya.  Dindingnya justru dilapisi akar pohon beringin yang melingkar-lingkar hingga membentuk dinding sumur.  Tak jauh dari sumur, memang berdiri pohon beringin tua yang usianya juga diduga sudah ratusan tahun.  Dan sekali lagi, sumur Jolotundo yang bisa membuat orang kebal bacok itu sekarang sudah tidak ada.  “Sumur ini ditutup sejak kisaran 23 tahun yang lalu.  Ini dilakukan agar tidak disalahgunakan orang untuk berbuat kejahatan.” terang juru kunci.


Namun begitu masih saja banyak orang yang percaya dengan melakukan ritual khusus di tempat yang dulunya ada sumur ini, kekebalan tubuh akan bisa didapat.  Ini juga dibenarkan oleh juru kunci.  “Sekarang cukup dengan melakukan ritual di sini, di tempat yang dulunya ada sumur ini, lalu benar-benar minta sawab kekebalan pada arwah penunggu sumur, kemungkinan besar mendapatkan kekebalan juga bisa,” jelasnya.  Yang dimaksud arwah penunggu sumur itu tak lain adalah arwah Eyang Ayu Tundo Leksono.  Beliaulah yang dipercaya sebagai tokoh sakti arwah penunggu sumur Jolotundo.  Untuk melakukan ritual mendapatkan kekebalan dari sumur Jolotundo ini, cukup membawa uborampe seperti kembang dan kemenyan.  Dengan didampingi juru kunci, lalu si orang itu diminta menyampaikan apa keinginannya.  Selanjutnya, kembang dibawa pulang kemudian digunakan untuk mandi.  Dengan cara ini saja, diyakini sudah mendapatkan kekebalan.  Namun, menurut juru kunci meski sudah mendapatkan sawab kekebalan dari sumur Jolotundo tetap saja orang tidak boleh main coba mencoba dirumah tanpa sebab yang jelas.  Misal dites sendiri dengan menggunakan senjata tajam.  Sebab menurut juru kunci adanya kekebalan tubuh dari aneka macam senjata tajam ini hanya akan keluar jika si orang sudah dalam keadaan kepepet.  Karena itu, yang paling utama adalah yakin dan percaya.  Hal ini sudah sering kali terbukti.  Jika tetap nekat mencoba atau mengetesnya, maka tetap saja akan terluka. 


Cerita juru kunci, sejak zaman dahulu, dari zaman perang masa kerajaan-kerajaan hingga perang kemerdekaan, banyak tentara yang memanfaatkan air sumur Jolotundo untuk melindungi tubuhnya.  Dan meski sangat mudah mendapatkan kekebalan di sumur Jolotundo, tetapi juru kunci selalu mengingatkan, agar kekebalan itu dipergunakan untuk kebaikan.  Jika digunakan untuk kejahatan, maka diyakini khasiat kekebalan dari sumur Jolotundo akan hilang dengan sendirinya.  “Jika niatnya saja sudah tidak baik, meski sudah mandi ditempat ini, maka begitu keluar dari desa kekebalannya akan hilang.  Wasiat dari para leluhur memang begitu,” terang juru kunci.

Itulah yang menjadi salah satu alasan, kenapa sumur Jolotundo ini ditutup rapat sejak 23 tahun silam.  Karena saat itu, angka kejahatan cukup tinggi, takutnya sumur Jolotundo ini dipergunakan untuk kejahatan.  Meski khasiatnya akan hilang jika dipergunakan untuk kejahatan, dari pada menimbulkan dampak yang tidak baik, masyarakat setempat sepakat menutupnya.  Dan sejak itu ritual untuk mendapatkan kekebalan di sumur Jolotundo ini cukup dengan melakukan ritual dengan sarana kembang menyan tadi, lalu didampingi kuncen.  Namun meski dengan cara itu sudah cukup, tapi ada beberapa diantara pengalap berkah yang sengaja mencari benda-benda pusaka di sumur ini, yang khasiatnya juga untuk kekebalan.  Mereka itu umumnya merasa belum mantap jika hanya ritual biasa saja, tanpa mendapatkan sesuatu dari sumur.

Sementara bagi yang benar-benar ingin mendapatkan air sumur Jolotundo, menurut juru kunci juga bisa, meskipun kini sumur sudah tertutup rapat.  Semua tinggal niatnya saja.  Caranya? “Ya…! saat ritual dilaksanakan bawalah gelas kemudian biarkan semalaman di tempat itu.” jelasnya.  Menurut juru kunci, jika keesokan harinya gelas pasti sudah berisi air sumur, maka air itulah yang bisa dijadikan sarana kekebalan.  Caranya yaitu dengan meminum air tersebut.  Penunggu sumur Jolotundo, yaitu Eyang Ayu Tundo Leksono yang dipercaya telah mengisi gelas kosong tersebut.  Tak ada hari-hari khusus untuk mendapatkan sawab kekebalan, namun yang paling baik adalah malam Jum’at Kliwon ataupun Selasa Kliwon.  Malam-malam itulah yang dianggap spesial bagi masyarakat Jawa untuk urusan-urusan perihal ke-ghoiban.


“Banyak sekali benda-benda pusaka yang tersimpan di sumur Jolotundo ini dari mulai batu akik, keris dan lain-lain.  Anehnya semua benda-benda pusaka yang ada di sini mempunyai khasiat untuk kekebalan,” ujar  Marno yang merupakan salah satu tokoh masyarakat setempat. Cerita Marno dulu ada seorang pejuang kemerdekaan dari Yogyakarta yang sengaja tirakat di sumur Jolotundo dengan cara bertapa untuk meminta sebuah pusaka yang berkhasiat untuk kekebalan.  Dalam semedinya tiba-tiba saja ada sebuah benda bercahaya berbentuk bintang yang keluar dari sumur dan langsung tertelan orang tersebut, sehingga nyangkut di tenggorokan.  Itulah yang disebut Lintang Johar.  Meski tertelan namun karena itu merupakan benda ghaib, maka hal itu tak dirasakan oleh orang tersebut.  Dan sejak itu pejuang dari Yogyakarta itu dikenal sebagai pejuang yang tak pernah takut menghadapi penjajah.
“Ceritanya dia ditembak hingga terkena meriam dan nggak apa-apa.  Dia menjadi kebal karena membawa pusaka Lintang Johar dari sumur Jolotundo ini,” cerita Marno yang mendengar cerita ini dari ayahnya.  Namun setelah usianya lanjut, 40 hari sebelum dirinya meninggal pusaka Lintang Johar tersebut sudah kembali ke sumur Jolotundo ini dengan sendirinya.  Hingga kini pusaka Lintang Johar tersebut diyakini masih ada di sumur keramat ini. 


Sumur Jolotundo yang bisa membuat orang kebal bacok atau kebal tembak ini, konon tak lepas dari sejarah lama yang diceritakan secara turun temurun.  Meski tak diketahui secara pasti, namun sumur Jolotundo ini mempunyai daya khasiat yang begitu hebat, karena di dalamnya telah tercampur dengan minyak Tolo.  Cerita juru kunci, minyak Tolo memang mempunyai khasiat untuk kekebalan.  Menurut cerita minyak sakti itu dimiliki oleh Ontobogo yaitu dewa yang berwujud naga yang menguasai bumi.  Suatu hari Dewa Ontobogo ini memandikan cucunya yang bernama Ontoseno, putra Bimo yaitu satria Pandawa di sumur Jolotundo ini, agar menjadi ksatria yang pilih tanding dan kebal dari berbagai senjata.  Saat memandikan itulah, airnya dicampur dengan minyak Tolo.  Dan bekas dari air untuk mandi tersebut, meresap hingga ke sumur Jolotundo ini.  Sejak saat itulah sumur ini mempunyai khasiat kekebalan.

Sumur Jolotundo ini sendiri ditemukan sekitar 500 tahun silam, saat ada seorang bangsawan dari Majapahit yang bernama Eyang Purbokusumo yang waktu itu sedang babad alas dengan membuka pemukiman di daerah Jolotundo ini.  Eyang Purbokusumo adalah pelarian dari Majapahit yang saat itu runtuh oleh serangan tentara Kerajaan Demak.  “Di tempat ini beliau bertapa, hingga akhirnya ada wangsit, kalau di tempat itu ada sebuah sumur tua bernama Jolotundo, yang mempunyai khasiat untuk kekebalan,” cerita juru kunci.  Eyang Purbokusumo ditemui sesosok jin perempuan bernama Eyang Ayu Tundo Leksono yang merupakan penunggu sumur Jolotundo.  Dari jin wanita inilah Eyang Purbokusumo mendapat wisik soal keberadaan sumur Jolotundo.

Sejak itulah sumur Jolotundo dirawat oleh Eyang Purbokusumo hingga akhir hayatnya.  Setelah wafat Eyang Purbokusumo dimakamkan tak jauh dari sumur keramat ini.  Sebelum meninggal beliau berwasiat kepada anak turunnya agar merawat sumur Jolotundo karena suatu saat akan dibutuhkan banyak orang.  “Wasiat Eyang Purbokusumo itu ternyata benar.  Sejak itu, banyak sekali orang yang datang untuk meminta kekebalan di sumur Jolotundo ini,” pungkas sang juru kunci.


SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.