Di klenteng ini
tidak warga Tri Darma saja yang datang beribadah, tak sedikit umat kepercayaan
lain turut berburu berkah kasih sayang Dewi Kwan Im. Dari banyaknya permburu berkah itu, beberapa
diantaranya adalah pejabat pemerintahan yang menduduki jabatan penting di
daerah masing-masing.
Dari segi fisik
bangunan dan interior di dalamnya, Klenteng Kong Tek Cun Ong yang terletak di
sebelah utara pasar besar Magetan ini terkesan sederhana. Yakni hanya terdiri dari dua altar pemujaan. Altar utama bernama Kong Cow Kwee Sing dan
altar lainnya dinamakan Dewi Kwan Im.
Namun demikian klenteng ini tampak cukup terawat. Semua sudut ruangannya, bagian dalam,
terlihat bersih hingga membuat ratusan umat Tri Darma bisa khusyuk dalam beribadah
di dua altarnya. “Ya, memang begini
keadaan klenteng ini sejak didirikan.
Kalau dibandingkan dengan bangunan klenteng yang ada di kota Madiun,
Kediri atau Tuban, sudah jelas kalah jauh.
Baik dari segi desain interior, maupun luas bangunannya,” jelas Agung, penjaga
setempat.
Artikel Terkait:
Umat Tri Darma,
Tao maupun Budha yang datang ke sana tak penah membedakan kedua altar
tersebut. Mereka pasti memanfaatkan
keduanya untuk memanjatkan doa serta meminta sesuatu kepada Tuhan Yang Maha
Esa, setiap kali beribadah. “Untuk
sesajinya, sama seperti di klenteng-klenteng lain,” jelas Agung. Yang menarik, pada hari peribadatan tertentu,
jamaah yang melakukan ibadah di Klenteng Tek Cung Ong, ternyata tidak hanya
umat ketiga agama itu, yang mayoritas warga Tionghoa. Tak sedikit pejabat pemerintah yang notabene
beragama selain tiga agama tersebut, ikut melakukan ibadah. Namun mereka tidak melakukan peribadatan di
altar utama, melainkan di altar Dewi Kwan Im.
Menurut Agung,
kebanyakan dari pejabat yang datang dengan mobil dinas itu, bertujuan mendapatkan
belas kasih dari Dewi Kwan Im agar atasan mereka masing-masing akan selalu
berbelas kasih kepada yang bersangkutan.
“Kalau sudah mendapat rasa iba itu, apalagi kalau bukan untuk
mempertahankan kedudukannya. Bahkan mendapat
kedudukan lebih tinggi lagi,” ungkap Agung dengan nada serius. “Dari semua pejabat yang pernah datang ke
klenteng ini, tak satupun berasal dari Magetan.
Umumnya mereka datang dari luar kota, sesuai dengan plat nomor
mobilnya. Kalau yang dari Magetan ya
warga Tri Darma saja,” lanjutnya.
Masih menurut
Agung, tak sedikit pula umat non Tri Dharma diluar pejabat, yang datang ke
klenteng itu dengan maksud juga untuk ngalap berkah belas kasih dari Dewi Kwan
Im. Umumnya mereka adalah para pekerja
pabrik atau pegawai kantor swasta.
Seperti halnya para pejabat mereka berharap mendapatkan perhatian lebih
dari atasannya. “Kalau yang bukan
pejabat, tak sedikit mereka yang datang dari dalam kota. Tujuannya tak ada lain kalau tidak untuk
disayangi majikannya masing-masing.” imbuh Agung. Saat ditanya tata cara ritual, Agung
mengatakan bahwa ritualnya sangat sederhana yaitu cukup dengan membakar hio
serta sedikit memberi sesaji berupa buah-buahan. Setelah itu, para pelaku dapat langsung
mengutarakan keinginannya di depan altar Dewi Kwan Im.
Sangat ampuh mengangkat derajat
Menurut Agung,
sudah banyak orang yang mendapatkan hasil baik setelah melakukan ritual ngalap
berkah belas kasih di klenteng Tek Cun Ong.
Agung kemudian mencontohkan peristiwa beberapa waktu lalu, yang dialami
salah seorang warga keturunan. Kepada
Agung selaku penjaga, orang itu mengaku terus terang, jika dirinya terancam
dipecat karena sesuatu hal dari tempat kerjanya di sebuah perusahaan pembiayaan
kredit sepeda motor. Berdasarkan
informasi dari temannya, karyawan yang sebenarnya non umat Tri Darma itu datang
di klenteng Kon Tek Cun Ong.
Seperti para
pendatang lainnya, begitu ia masuk ia langsung melakukan ritual di altar Dewi
Kwan Im. Usai menjalani ritual, lelaki
itu langsung pergi meninggalkan klenteng yang telah berumur ratusan tahun
tersebut. Selang tak lama, beberapa hari
kemudian, keputusan pemecatan itu dibatalkan.
Dan selang satu bulan, ia datang lagi ke klenteng Tek Cun Ong dan
mengaku terus terang jika Tuhan telah memberkahinya dengan perantara Dewi Kwan
Im. “Kalau tidak salah dia orang
Mojokerto. Pengakuannya sama saya ya
seperti itu. Tapi yang perlu diingat
semua itu kita minta kepada Tuhan. Tempat
ini hanya sebagai sarana,” tutur agung bijak.
Sang Dewi
Pengasihan
Nama Dewi Kwan
Im yang dikenal di daratan Cina sebagai Dewi Pengasih, sebenarnya sudah dikenal
oleh bangsa Cina sejak tahun 800 SM (sebelum masehi) atau ketika bangsa Cina
belum mengenal ajaran Tao. Pada tahun
531 SM, ajaran Tao diperkenalkan oleh Lao Tse.
Pada saat ajaran Tao mulai diperkenalkan itulah, nama Dewi Kwan Im yang
dikenal sebagai Dewi Pengasih mulai diperkenalkan. Bagi penganur Tao, Dewi Kwan Im dikenal
sebagai sosok dewa yang tak pernah menonjolkan diri, tidak haus akan harta
benda dan tidak pernah melakukan permusuhan sesama umat. Karena kata Tao sendiri sebenarnya mempunyai
arti, “Seseorang yang dapat menguasai hawa nafsu.” Lalu siapa sebenarnya Dewi Kwan ima itu?
Sebagaimana
kepercayaan masyarakat Cina pada umumnya, Dewi itu sebenarnya dulu juga seorang
manusia biasa. Walau berwujud seorang
wanita, ketika masih hidup di bumi, ia suka menolong sesama tanpa pandang bulu
serta pamrih. Bahkan tak sebatas warga
di kampung halamannya saj yang ia tolong.
Kwan Im juga mengembara untuk melakukan kebajikan itu.
Sepak terjang
Dewi Kwan Im akhirnya didengar oleh para Dewa yang tinggal dikayangan. Para Dewa akhirnya mengadakan rapat yang
kemudian menghasilkan kesepakatan bulat untuk mengangkat Kwan Im menjadi
Dewinya kasih sayang atau welas asih.
Sejak saat itu, Kwan Im berhak tinggal di istan para Dewa.
Tidak itu saja, nama Dewi Kwan Im lebih dekat
di hati rakyat. Bahkan tak sedikit dari
tiga ajaran yang ada yakni Kong Hu Cu, Tao serta Budha memasang patung Dewi
Kwan Im didalam tempat peribadatan.
Terutama di klenteng umat Tri Darma.
Tak hanya itu, tak sedikit pula klenteng yang memasang sosok Dewi Kwan
Im pada altar utama. “Karena itulah,
mengapa Dewi Kwan Im menjadi simbol welas asih (belas kasih). Karena memang beliau merupakan sosok Dewi
yang suka memberi pertolongan, serta selalu menyayangi sesamanya. Terutama saat beliau diangkat sebagai Dewa,”
pungkas Agung.
SEKIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.