11 Februari 2016

PERKAWINAN GHAIB UNTUK KEKUATAN DAN KEKAYAAN 1


Sebuah pernikahan lazimnya dilakukan oleh sesama kaumnya sendiri.  Manusia dengan manusia, jin dengan jin.  Tetapi terkadadng hal itu justru menjadi kebalikannya.  Dalam dunia mistik, dikenal perkawinan yang dilakukan manusia dengan jin.  Secara logika perkawinan ini tidak masuk akal.  Namun, kenyataanya, perkawinan ini benar-benar ada dan dipercaya oleh banyak masyarakat di Indonesia khususnya.  Bahkan ada banyak sekali paranormal yang menyediakan jasa perantara perkawinan manusia dengan jin.  Yang paling fenomenal adalah pernikahan Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul.  Diceritakan, saat itu Panembahan Senopati mencari dukungan kekuatan adikodrati dari alam ghaib. 

Panembahan Senopati kemudian pergi ke pantai selatan.  Tiba di Parangkusumo, Panembahan Senopati segera berjalan di bebatuan karang di pantai.  Di sebuah batu kecil dan menonjol, dia duduk dan melakukan meditasi.  Saat itulah Kanjeng Ratu dantang.  Setelah berdialog, lahirlah sebuah konsensus atau perjanjian ghaib antar dua makhluk dari dua dimensi yang berbeda ini.  Perjanjian ghaib itu berbunyi :
“Kanjeng ratu kidul akan mendukung penuh kejayaan dan kemakmuran anak keturunan penguasa Mataram bila mereka selalu setia dengan pernihkahan mereka.”

Jadi dengan perjanjian tersebut, maka Para Raja Mataram sejak Panembahan Senopati hingga saat ini harus menikah dengan Kanjeng Ratu Kidul dan setia dengan perjanjian ini.  Pernikahan ini juga secara filosofis bisa diartikan sebagai kewajiban Raja-raja Mataram untuk wajib nguri-uri atau memelihara adat istiadat dan budaya Jawa, karena ini sudah merupakan perjanjian.

Bila perjanjian ini dilanggar, maka Kanjeng Ratu Kidul berpesan dirinya tidak akan menjamin lagi keamanan dan kesejahteraan kerajaan Mataram.  Sebab secara alamiah tanah Mataram memang terkenal tanah yang sesungguhnya menyimpan potensi bencana.  Bencana gempa bumi akibat pergeseran-pergeseran lempeng bumi dan bencana gunung berapi.

Setelah selesai bertemu dan mengadakan perjanjian dengan Kanjeng Ratu Kidul maka Panembahan Senopati menyelesaikan meditasinya.  Momentum selesainya meditasi sang Panembahan ini adalah datangnya Sunan Kalijaga yang mengijazahkan Pusaka Kyai Tunggul Wulung untuk dimiliki Raja-raja Mataram secara turun-temurun.  Sunan Kalijaga akhirnya berpesan kepada Panembahan Senopati jangan terlalu mengandalkan kesaktiannya. 

Hal serupa juga kerap terjadi di gunung salak.  Konon, di sana banyak pelaku ritual perkawinan manusia dengan jin.  Perkawinan ini dilakukan oleh orang-orang yang kepepet atau terdesak kebutuhan ekonomi.  Namun menurut kabar yang lain, perkawinan manusia dengan jin ini juga kerap dilakukan untuk mendongkrak bisnis atau usaha seseorang agar lebih maju.  Seorang spiritualis yang rumahnya berada di kaki gunung salak, mengatakan bahwa dia sering menikahkan manusia dengan jin.  “Saya memang sering mengawinkan orang dengan jin islam, tapi saya tidak sependapat jika ini dikatakan musyrik.  Perkawinan ini hanya sebatas usaha manusia untuk memperbaiki kehidupannya,” demikian kata spiritualis tersebut yang menolak menyebutkan namanya.

Spiritualis tersebut menjelaskan syarat dan proses ritual perkawinan dengan jin.  Dalam rumah itu ada 8 orang akan dikawinkan dengan Jin.  Menurutnya umumnya orang menikah dengan jin karena terjepit masalah ekonomi.  Ada yang terbelit utang, perusahaanya bangkrut dan ada pula yang ingin perusahaanya lebih maju.  Jin yang dinikahinya itu akan menjadi istri atau suami di alam ghaib.  Sebagai istri atau suami, jin itu juga punya tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.  Maka jin itu pun diminta untuk bisa menghasilkan uang bagi orang yang menikahinya.  “Jadi jin itu akan membantu kita menghasilkan uang,” tuturnya.

Menurutnya, jin yang dipanggilnya adalah dari golongan muslim yang tinggal di berbagai penjuru dunia.  Misalnya jin dari Baghdad, Turki, Mesir, Kuwai, Mekkah, Banten, Demak dan lain sebagainya.  Selain itu, orang yang bisa dikawinkan dengan jin juga harus mempunyai pekerjaan atau kegiatan bisnis.  Karena jin itu tidak mendatangkan uang dalam bentuk Cash.  “Jin itu akan membantu kita mencari uang dari jerih payah kita sendiri,” jelasnya.  Seperti layaknya pernikahan manusia dengan manusia, pernikahan manusia dengan jin juga dilakukan seperti biasa.  Ada kedua pengantin, saksi dan wali nikah bersiap untuk ijab kabul.  Doa-doa nikah pun dibacakan sebagai pertanda bahwa yang dinikahkan itu adalah jin muslim.  

Usai itu, jin kemudian menerangkan semua persyaratan yang harus dipenuhi oleh suaminya dari bangsa manusia.  Kini, pengantin pria itu berhak atas Jin Muslim dan boleh memperlakukannya sebagai istri.  Meski hampir sama dengan proses pernikahan manusia dengan manusia, proses pernikahan dengan jin ini tentu saja ada bedanya.  Sebab tujuan utama manusia menikah dengan jin ini tentu saja bukan dilatarbelakangi oleh syahwat.  Tapi lebih dikarenakan permintaan manusia agar sang mempelai jin bisa membantu menyelesaikan masalah ekonomi pengantin manusia.  Saat proses ritual terjadi, pengantin manusia ditanya mengapa dia mau menikah dengan jin.  "Saya terbelit utang ke bank, saya ingin membayar hutang itu dan mempunyai harta yang cukup,” tutur pengantin manusia.

Usai proses ritual spiritualis itu menjelaskan, tidak semua proses ritual ini berjalan mulus karena ada kalanya pengantin jin menolak dinikahkan.  Misalnya karena jin itu tidak suka dengan penampilan manusia yang tidak sesuai.  Atau ada kalanya jin itu menolak karena minta mas kawin yang tak sanggup dipenuhi manusia.  “Tapi pada umumnya semua jin yang saya panggil mau dinikahkan dengan siapa saja,” jelas spriritual tersebut.

Bersambung ke bagian 2………

1 komentar:

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.